Wednesday, January 31, 2007

perjalanan tak berujung

sebuah perjalanan yang tanpa ujung, seperti sebuha mesin cuci otomatis yang tidak pernah kehabisan koin, sang mesin terus berputar dan berputar dan berputar...
dan sang orang yang sedang mencuci dengan telanjang terlihat bingung, bengong didepan sang mesin cuci....

pasrah ajah kah?
oh...caranya memang begini yah?
mungkin salah satu bagian dari system kali ya,.. sistem aturan tea..
ah saya mah berfikiran positif saja lah... pasti ada jalan keluarnya

tapi,.. dingin juga eui
semua baju saya lagi dicuci

dan ia mulai menggigil dan ketiduran

ah, tapi tuhan pasti akan menyelamatkan saya..

tapi ko sang hantu eh..tuhan malah diam saja
krik krik ....

ternyata sang tuhan memang menyelamatkan dirinya
menjelang tengah malam tiba2 listrik padam mendadak, biasalah aliran PLN kata pa rt-mah

sang orang terbangun, ah puji tuhan... akhirnya saya bisa pake baju, tapi ko'.. yah gelap banget yah jangankan baju, mesin cucinya aja tidak terlihat sedikitpun ( maklum mesin cucinya ada di ruangan tertutup mengingat harga mesin cuci yang mahal dan ga bisa dibeli dengan uang, konon.. ) ga lama listrik nyala lagi dan si mesin cuci kembali berputar, non stop

sejam, dua jam, sehari dua hari seminggu dua minggu, setahun, dua tahun.... sang orang itu menanti dan menanti dengan penuh kesabaran dan pikiran postif bahwa sang tuhan akan menurunkan mu'zizatnya.... ribuan doa telah dilayangkannya LANGSUNG tanpa perantara pada tuhan.
sampai suatu saat dia mulai putus asa.
kulitnya sudah kering, anyep dan pucat tidak berwarna.

ah,... tuhan pasti lagi becanda sama saya. saya sepertinya mendadak transparan di hadapannya.
kayanya doa2 saya ko ga di reply ya... padahal saya terus percaya dan percaya dan percaya padanya...
tapi mana yang katanya obat penawar permohonan darinya itu ya?
badan saya sampai kering pucat basi gini, ko ya tuhan tega ya.....
ko tega..ko dia tega.. ko dia tega...

kemudian dia perlahan melemas dan akhirnya tewas dalam penantian tak berujungnya.

cahahayanya akhirnya bertemu dengan sebuah manusia. Manusia itu menghembuskan sepatah wahyu:

kalau saja,... saat itu. saat kegelapan menggapaimu diasaat kau terjaga, ...dan kau bisa berusaha untuk membaca-Nya. kalau saja....
ia hanya semudah dan sesederhana menarik sumber energy-nya....
hanya menariknya sekali saja, dibanding dengan ribuan doa sampai mulutmu berbusa
kalau saja... kau mau belajar membaca! dan ratusan juta detik sisa hidupmu tak akan terbuang dengan sia-sia menanti