Sunday, March 29, 2009

asli..

saat ini dan sekarang
bisu dan bergelombang
surut tanpa rembulan
menangis diatas ratusan kuburan kenisbian
berpayung kehampaan
meratap seru tergaruk keputus asaan..

aku sedang tenggelam
dalam titik terendah kekosongan

asli..
rasanya dingin dan sendiri
dinding2 mulai berlumut dan hawa mulai berat dan kusut..

asli..
rasanya benar2 asli..
seperti manusia...

asli ..
akhirnya aku berasa 'hidup'

Saturday, March 07, 2009

G.02 - Au Voir

Exhausted in dappled corner

Suffocated in each faded image of you

Shifting between pages in vagueness

And wondered around between realities and decapitate mind

Are you still there?

I can hear you running, between pale silent whispers

Vomited behind tall tree of gestures

I can smell you vanishing…

Evaporating between mists of lies…

Suppose your golden compass finally defined

Suppose reality have smack you back to the ground

Suppose.. She was waiting for you there

Behind curtain of faith and despair

In her soft wide wing of remorse

I suppose…

I'm running out of tears to leak

And running out of faith to convey

Wish I could spit it out of loud...

Come home when you are silent

Come home when you are resting

Come home when you just ...simply ...feel like it…

But I don’t think I will be here anymore

I’m through..

Au voir..

Sunday, March 01, 2009

aku ingin

WHAT exactly that i want?


aku ingin segenggam bahagia dengan sejumput rempah-rempah kesendirian
dalam pundi-pundi semesta,yang berdentang
resah menyambut liukan penari bercadar kasih pada matanya..
tak bisakah ia kembai melihat?

aku ingin ia, kesturi yang kuhirup dari ujung sendiku yang meringkih tua
aku ingin ia, panas serdadu nafsu dengan panah2 keakuan berderak gemulai
aku ingn ia, juntai lemas air suci pembabtis para pendosa
aku ingin ia, mereka dan semua.

meratap senja
mengadu sunyi
menangis riuh

lalu melesap hilang diantara tanah yang berjelaga.

aku ingin hilang.
tanpa merasa, hanya bergerak menuju ia
dengan tatapan pada ujung lirik
dengan tangannya yang mengkilat dan sejuk, menunggu diujung sana
siap merengkuh tanganku yang telah kotor bermain dunia
tanpa makna, tanpa maksud, hanya menanti..
lalu perlahan aku merapatkan jariku pada kepalnya
dan ia merengkuhku dengan segenap jiwa yang tersingkap dari balik jubahnya
dengan senyum dan tawa
lalu kami berjalan bersama
meniti gurun kering yang bermandiakn oase syurga
sampai kau ihat diujung sana.?
titik kami akan menghilang dibalik fatamorgana.

G.01

kau dengar itu?
geliatan takdir berdengung menggema
hanya kali ini bukan gaung yang terngiang
berdiri diantaranya satu wajah nyawa bergelanyut, bergantung, bertapa
diantara hembusan rasa yang menyapu lembut penjuru dada
memenuhi setiap are yang tersisa..
bahkan ketika kosong pun yang terbersit hawa nafasnya..
sial ..
ia berhasil menyublim sejumput amarah dengan ratusan mimpi indah
menjadi sejuntai benang merah menganga...
berusaha mengikat kelingkingku dengan segenggam luka lama
lagi-lagi aku sial..

akhirnya
setelah sekian lama
aku jatuh juga..
dengan kepak sayap rapuh
pada saat aku berfikir untuk berlabuh..
ia hanyut terbawa perahu yang meratap jauh...

sial..