Friday, October 30, 2009

laugh while you can..

ha ha ha hi hi hi ho ho ho... laugh while you can, put the cruelty behind those smiles. i love to see your cheeks move up, just forget about the world and it's drama. the stage is too full of actors and actress who pretend to be kings and queens of this world. laugh while you can, the drapes can close anytime. when the show ends, the only thing you can hope is that you have laughed enough.

-priya prameshi

evelish thought of perception...

Betapa kejam hasil sebuah persepsi..
salah satu kejahatan yang paling dasyat adalah ketika pikiran manusia mulai bermain-main dipadang rumput persepsi, beratapkan hujan-hujan penilaian lengkap dengan kubangan-kubangan judgemental yang didasari oleh sesuatu yang maya dan mengatas-namakan kebenaran... Ah... seorang teman dekat meng-hi-lightnya dengan penggaris "pembunuhan karakter", dimana sesosok karakter dibunuh, di tikam, di hancurkan dan ditidurkan sampai batas waktu yang tidak ditentukan oleh sang penulis.
Kata kuncinya ada pada akhir kata, " sang-Penulis" kalau saja aku lupa akan keberadaan sang penulis, mungkin aku bisa gila menanggapi semua carikan-carikan persepsi manusia2 pencahar nasib disekitarku ini.
Dan tiba2.. kata "sang-Penulis" menjadi oase dalam perjalanan yang penuh darah dan air mata ini... Untung masih ada "sang-Penulis"... dan aku tak perlu lagi repot menjelaskan dan ikut bermain dalam ajang pertempuran persepsi yang ga penting ini.
Meskipun hujaman belati keris menusuk bertubi2 pada tengkuk  ini, tapi aku masih berusaha untuk tidak meng-gubrisnya. Meskipun nasib ku seolah2 diperlakukan bak se-ekor anjing buduk yang berpenyakitan, dijauhi dan dihina, ( not to mention di omongin di belakang seolah2 tidak ada mata dibelakang-ku ini ).. tapi aku masih diam, setidaknya aku berusaha diam, dan sama sekali tidak berniat untuk membalas ataupun membela diri, karena aku tau, bila seketika aku membela diriku, maka aku masuk kedalam ring tinju pertempuran dan diwajibkan mengikuti keseluruhan pertempuran.
Gila yah,..ternyata persepsi manusia sekejam ini... bukan hanya persepsi para pemangsa disekitarku, bahkan betapa kejamnya persepsi ku sendiri terhadap mereka disekelilingku dan pada diriku sendiri. Gilaa.....
Aku mungkin memang terlihat sangat serius dalam bekerja, autis, kaca mata kuda apapun itu,.. akan tetapi ambisi merupakan satu kata yang sudah aku tinggalkan ribuan tahun yang lalu. Aku sama sekali tidak pernah menyentuh bahkan membelai kata2 itu sejak lama. Apalagi menjadikannya tabir tubuh dan pikiran. Hiyy....
Ambisi itu bagaikan candu,... mendekatkanmu pada jubah2 nafsu, kekuasaan, harta, popularitas etc... pada hal2 yang ingin aku cuci, tinggalkan dan tanggalkan. Tubuhku sudah terlalu renta dan bau untuk hal2 seperti itu. Tubuhku sudah terlalu renggas untuk aku pakai mengejar mimpi2 ambisi...
Aku sadar, aku akan mati setiap detik.. dan akan terlahir kembali dalam setiap depa waktu, dan mengejar ambisi hanya akan mempersingkat waktu aku "hidup" di surga ini.
Tapi tetap... sejauh apapun aku berlari, se-telanjang apapun aku ber-kharki.... manusia2 dengan belati2 persepsi berbondong2 berlari di belakang telingaku,...sambil membawa kantong2 ambisi yang katanya punya aku, padahal sama sekali bukan.
Aku letih,.. jujur aku letih...
aku ingin pulang, aku ingin bersandar, aku ingin terbangun tanpa sedikitpun persepsi, tanpa pikiran2 tentang persepsi orang2 berbelati disekitarku. Aku ingin ketenangan, ...
mengapa mereka tidak bisa mengerti, sejauh apapun mereka berusaha membuat aku benci, sejauh apapun mereka benci aku, aku hanya bisa mencoba memahami, .. mereka hanya tidak tau, mereka hanya kurang informasi, mereka hanya kurang paham tentang aku yang sebenarnya, mereka bermain2 dengan persepsi. Aku.. tetap cinta mereka semua, bahkan tanpa sedikitpun karena...

Wednesday, October 07, 2009

buddha bless us!

Pay no attention to the faults of others, things done or left undone by others.
Consider only what by oneself is done or undone.

Your work is to discover your world and then with all your heart
give yourself to it.

Three things cannot be long hidden, the sun, the moon and the truth.
Learn from, but so not dwell in the past
be prepared for, but do not dream of the future
live in the present by concentrating your mind on the present moment.

To live a pure unselfish life, one must count nothing as one's own
in the midst of abundance.

All that we are is a result of what we have thought.
If a man speaks or acts with an evil thought,
pain follows him.
If a man speaks or acts with a pure thought,
happiness follows him
like a shadow that never leaves him.

To keep the body in good health is a duty;
otherwise the mind is not strong and clear.


buddha bless us!