Betapa kejam hasil sebuah persepsi..
salah satu kejahatan yang paling dasyat adalah ketika pikiran manusia mulai bermain-main dipadang rumput persepsi, beratapkan hujan-hujan penilaian lengkap dengan kubangan-kubangan judgemental yang didasari oleh sesuatu yang maya dan mengatas-namakan kebenaran... Ah... seorang teman dekat meng-hi-lightnya dengan penggaris "pembunuhan karakter", dimana sesosok karakter dibunuh, di tikam, di hancurkan dan ditidurkan sampai batas waktu yang tidak ditentukan oleh sang penulis.
Kata kuncinya ada pada akhir kata, " sang-Penulis" kalau saja aku lupa akan keberadaan sang penulis, mungkin aku bisa gila menanggapi semua carikan-carikan persepsi manusia2 pencahar nasib disekitarku ini.
Dan tiba2.. kata "sang-Penulis" menjadi oase dalam perjalanan yang penuh darah dan air mata ini... Untung masih ada "sang-Penulis"... dan aku tak perlu lagi repot menjelaskan dan ikut bermain dalam ajang pertempuran persepsi yang ga penting ini.
Meskipun hujaman belati keris menusuk bertubi2 pada tengkuk ini, tapi aku masih berusaha untuk tidak meng-gubrisnya. Meskipun nasib ku seolah2 diperlakukan bak se-ekor anjing buduk yang berpenyakitan, dijauhi dan dihina, ( not to mention di omongin di belakang seolah2 tidak ada mata dibelakang-ku ini ).. tapi aku masih diam, setidaknya aku berusaha diam, dan sama sekali tidak berniat untuk membalas ataupun membela diri, karena aku tau, bila seketika aku membela diriku, maka aku masuk kedalam ring tinju pertempuran dan diwajibkan mengikuti keseluruhan pertempuran.
Gila yah,..ternyata persepsi manusia sekejam ini... bukan hanya persepsi para pemangsa disekitarku, bahkan betapa kejamnya persepsi ku sendiri terhadap mereka disekelilingku dan pada diriku sendiri. Gilaa.....
Aku mungkin memang terlihat sangat serius dalam bekerja, autis, kaca mata kuda apapun itu,.. akan tetapi ambisi merupakan satu kata yang sudah aku tinggalkan ribuan tahun yang lalu. Aku sama sekali tidak pernah menyentuh bahkan membelai kata2 itu sejak lama. Apalagi menjadikannya tabir tubuh dan pikiran. Hiyy....
Ambisi itu bagaikan candu,... mendekatkanmu pada jubah2 nafsu, kekuasaan, harta, popularitas etc... pada hal2 yang ingin aku cuci, tinggalkan dan tanggalkan. Tubuhku sudah terlalu renta dan bau untuk hal2 seperti itu. Tubuhku sudah terlalu renggas untuk aku pakai mengejar mimpi2 ambisi...
Aku sadar, aku akan mati setiap detik.. dan akan terlahir kembali dalam setiap depa waktu, dan mengejar ambisi hanya akan mempersingkat waktu aku "hidup" di surga ini.
Tapi tetap... sejauh apapun aku berlari, se-telanjang apapun aku ber-kharki.... manusia2 dengan belati2 persepsi berbondong2 berlari di belakang telingaku,...sambil membawa kantong2 ambisi yang katanya punya aku, padahal sama sekali bukan.
Aku letih,.. jujur aku letih...
aku ingin pulang, aku ingin bersandar, aku ingin terbangun tanpa sedikitpun persepsi, tanpa pikiran2 tentang persepsi orang2 berbelati disekitarku. Aku ingin ketenangan, ...
mengapa mereka tidak bisa mengerti, sejauh apapun mereka berusaha membuat aku benci, sejauh apapun mereka benci aku, aku hanya bisa mencoba memahami, .. mereka hanya tidak tau, mereka hanya kurang informasi, mereka hanya kurang paham tentang aku yang sebenarnya, mereka bermain2 dengan persepsi. Aku.. tetap cinta mereka semua, bahkan tanpa sedikitpun karena...
Friday, October 30, 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment