seorang ibu berwajah durja berdiri dipenghujung jalan setapak menuju surga
sekepak sayap malaikat mendekat, menyapa dibalik jubah putihnya yang pekat
"wahai wajah durja pejalan surga,.... apa yang membuat mu menghentikan perjalanmu?"
"anakku... aku kehilangan seorang anak lelaki-ku.... ia berhenti pulang kepada-ku, ia berhenti mendengarkan nasihat ku, ia berhenti melihat ku, ...."
"wahai wajah durja pejalan surga,... tak mungkin ia kembali pulang kepadamu, karena rumahnya adalalah semesta,.. tak mungkin ia mendengarkan nasihat mu lagi karena gurunya adalah hidupnya, tak mungkin ia kembali melihat mu lagi, karena mata-nya telah penuh dengan cahaya..."
"aku begitu kehilanganya...... ia sudah pergi meninggalkan ku..."
"wahai wajah durja pejalan surga.... buka hati mu seluas samudra... ia tidak pernah pergi, ia tidak pernah acuh, dan ia bukan buta.... sesungguhnya ia hanya beranjak dewasa...."
"tapi...."
"shhh..... ia hanya telah beranjak dewasa bukan seperti yang kau inginkan.... sesederhana itu!!.."
seorang ibu tetaplah seorang ibu,
seorang orang tua tetaplah seorang-orang tua,...
manusia tetaplah manusia,...
seorang anak tetaplah seorang anak,...
keinginan tetaplah sebuah keinginan..
pegharapan tetaplah sebuah pengharapan...
berjalanlah dijalan setapak menuju surga....
tapi jangan kau berharap menepi sampai pada pintunya
karena sebenarnya kau telah berjalan didalamnya, dibalik pintunya....
kau hanya perlu membuka mata
Sunday, May 25, 2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment