Sunday, December 25, 2005

25 desember 2005 ( 01 )

CERITA 01
Setahun yang lalu… hari ini adalah titik nadir dalam sebuah perjalanan yang panjang.
Menjelang detik nadir. Aku mengalami kesakitan.
Perupa dunia telah menenggelamkanku. Semua berhala-berhala bisuku tak ada yang mampu menarik aku keluar dari kolam kecil yang bisu itu. Setidaknya aku mengira ia adalah kolam yang dalam. Setidaknya begitulah wajah yang aku pandang ketika aku berada didalam.
Kolam kecil itu bukan berisi air. Setidaknya aku sempat mengiranya berisi air yang bening. Seperti kaca. Setidaknya itu yang aku hirup bertahun-tahun lamanya. Dan aku tidak pernah menyadarinya. Sampai suatu hari,…. Aku tersedak.
Kolam itu penuh dengan paku berkarat. Insangku sudah bernanah. Seluruh kulitku kudis karena luka sayat. Mataku sudah buta karena luka. Sirip-sirip kecilku sudah tak ada lagi. Semua sudah terkoyak seperti kaleng usang.
Hari itu, seseorang menariku,...atau apapun itu. Tangannya dingin seperti kain seprai diwaktu subuh. Jari-jarinya seperti pakis diantara hujan, bergeliat dalam satu benang. Aku hampir diangkatnya bangkit dari kolam kecilku. Tapi tidak...
Tiba-tiba sebuah pasak besar mengikat kakiku yang rapuh. Menarikku sampai pada dasar yang gelap. Dalam remang aku berusaha menggapai tangan pakisku. Dan yang tergapai hanya pasak. Beribu-ribu tahun yang aku tatap hanya pasak itu. Meskipun sudah berkarat dan bau, hanya dia satu2nya yang ada dalam pandanganku. Aku sudah menjadi dia. Dialah pasak berhalaku. Pasak usang itu telah jadi Tuhanku. Dan separuh badanku perlahan bergerak kaku. Separuh badanku hampir menjadi kayu, tempat pasak itu berpaku dan mengeluarkan karatnya yang bau. Aku telah menyerahkan tiga hidupku pada pasak itu. Binatang peliharaanku, seluruh pandang duniaku, dan satu kaca mata hitamku. Sampai suatu hari yang hening. Sebuah gemuruh ombak menghampiriku. Burung-burung berteriak kesakitan. Mereka semua tau, ... badai itu akan segera datang.
Dan dalam suatu malam yang hening... Ia telah datang.
Menenggelamkanku dalam kolam pasakku yang kecil. Memenuhinya dengan air yang keruh. Aku tidak bisa berenang, insangku yang bernanah sudah tak mampu lagi merasakan asinnya air. Separuh badanku yang menjadi kayu menariku kepermukaan. Membuat aku terapung diatas kolam kecilku.
to be continue....

No comments:

Post a Comment