aku berdiri pada tepian biduk yang hampir padam
sapuan kerlingnya sudah memudar terhijab negla yang memekat
sesak engah nafasnya sudah semakin dekat
aku menangis disisi tepian biduk yang hampir padam
sang punggawa putus asa sudah menunggu dibalik negla
isak terangku telah memanggilnya datang
seerat apa aku menggenggam tangannya
curahan matanya memancarkan kesakitan
sesak engahnya sudah dipenghujung dadu
sakitnya sudah menggerogoti separuh badannya
aku tak tahu harus berbuat apa...
hanya dekapan Kekasihku yang akan menyelamatkanku
dari seribu dera galau yang perlahan menggigit tajam
sampai pada ubun-ubun yang terdalam
hanya tatapan Kekasihku yang akan menenangkanku
dengan aliran sungai sejuk pada setiap inci darah panas nadiku
hanya dengan asma Kekasihku
aku akan bertahan, manahan iba dan sayang
pada biduk yang hampir padam
dan aku tak tahu harus berbuat apa...
Friday, February 03, 2006
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment