Sunday, February 12, 2006

wacana cinta 2

Harusnya ga usah ada istilah lexikal berjudul cinta
merusak keseluruhan instisari maknanya
ia menjadi sebuah barang yang dperjual belikan dengan harga yang sangat murah
dan kehilangan esensi kemegahanya dipertengahan diskusi tentangnya
sebahagian orang bahkan menipu cinta untuk mendapatkan segenggam nafsu pada sudut bibirnya
kemudian cinta dicampakkan seperti babu, dicacah dan dibuang seperti sampah

ironic isn't it ? sementara sebagian orang mengais dan mengemis demi mendapatkan cinta, sebagian yang lain berhambur dan membuang-buangnya tanpa garis sesal pada tangannya
padahal cinta bak mutiara surga, sampai harga saja tak mampu dikalungkan didekatnya

harusnya kata cinta di tiadakan saja
afterall.. cinta bukanlah sesuatu yang mungkin untuk di deskripsikan oleh lidah dan mulut kita yang kotor ini
terlebih lagi oleh diri kita yang selalu terselubungi oleh kabut nafsu
kalau cinta adalah urusan rasa, maka ia hanya bisa dideskripsikan pada alur yang intagible
sangat sulit untuk dideskripsikan. Kalau cinta urusannya dengan keruhanian dan kedewasaan, maka pengejewantahannya pun harus dengan keagungan. Kalau cinta berhubungan dengan kebijaksanaan, maka penghargaannya pun harus dengan perayaan, dengan menaruh cinta pada sisi tertinggi, menghargai dengan hati nurani dan membingkainya dalam wujud keanggunan. Karena ketika kita bicara tentang cinta, kita sedang berbicara tentang Dia.

kalau begitu mulai saat ini mari kita ganti kata cinta dengan: kasih... ( hehehe... ga ada bedanya ya? )

No comments:

Post a Comment